Senin, 06 April 2009

Wudhu dan Kesucian Jiwa

Wudhu memiliki nilai sungguh mendalam. Selain disyari'atkan dalam rangka membina kesadaran guna memperhatikan kebersihan tubuh, ia juga menjadi simbol penyucian diri dari segala kotoran hati( maknawi ).

Pembasuhan kedua telapak tangan di samping karena banyak dipergunakan untuk menyentuh dan meraba, ia juga menjadi simbol pembersihan diri dari mentalitas korup, perbuatan menyakiti yang lain, dan pembunuhan.

Berkumur-kumur dari bau mulut yang berasal dari dalam perut dan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi, ia juga harus menyucikannya dari kesembronoan lidah dalam mengumbar kebohongan.

Penghirupan air ke hidung menjadi pertanda besarnya anugrah nafas. Tengoklah ribuan orang terdampar di Rumah Sakit dengan menghabiskan biaya jutaan rupiah hanya untuk melancarkan pernafasan. Namun, seringnya kita lupa bersyukur. Sesuai dengan pepatah, Manfa¿at batang hidung tidaklah terasa selain ketika terserang flu.

Pencucian muka dan mata tiada lain agar menjaga kita dari pandangan dalam melihat aurat orang lain. Pembasuhan batok kepala dilakukan guna membersihkan pikiran kotor dan jahat.

Pembasuhan telinga dimaksudkan penyucian pendengaran dari mendengarkan aib orang lain dan omongan tidak bermakna. Berkaitan dengan pencucian kaki, yang terpenting adalah menyucikan kaki dari pergi ke tempat maksiat, bar, dan majlis gibah.

Ibnu Abbas meriwayatkan, disyari'atkan kebersihan itu tidak lain untuk menghilangkan kotoran hakiki.

Pembasuhan telapak tangan untuk menyantap hidangan surga, kumur-kumur karena karena akan bercakap dengan Tuhan, penghirupan air ke hidung untuk mencium wangi surga, pembersihan muka karena kelak bertemu Tuhan, pembasuhan tangan untuk perhiasan gelang, pembasuhan kepala sebagai pertanda mahkota, pembasuhan telinga untukj mendengarkan ucapan Tuhan, dan pembasuhan kaki untuk berjalan di Surga.

Dalam lima kali sehari, setidaknya, kita dianjurkan berwudhu. Begitu pula sebelum tidur (sesudah lelah dari aktivitas sepanjang hari yang tidak terlepas dari dosa dan kesalahan) , maupun setelah tidur menjelang subuh, ( sebelum melaksanakan tugas sehari-hari ). Tiada lain, hal itu untuk membersihkan diri dari kotoran lahir dan batin.

Wudhu yang bernilai adalah wudhu yang mengubah sikap, bukan wudhu sekadar wudhu.

Tidak ada komentar: